4 Nilai Aktual Bertamu Dan Orang Yang Kedatangan Tamu Dalam Islam
Saturday, August 15, 2020
Edit
Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan. Dengan bertamu seorang sanggup menjalin persaudaraan bahkan sanggup menjalin kerjasama untuk meringankan banyak sekali duduk kasus yang dihadapi dalam kehidupan.
Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata “Ataa liziyaroti,atau Istadloofa-Yastadliifu”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertamu diartikan; “datang berkunjung ke rumah seorang teman ataupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya)”.
Secara istilah bertamu merupakan acara mengunjungi rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk suatu keperluan lain, dalam rangka membuat kebersamaan dan kemaslahatan bersama.
Agama Islam telah mengajarkan bagaimana perilaku seorang muslim yang sedang bertamu ke rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain. Apabila prinsip-prinsip bertamu ditegakkan secara baik, maka akan melahirkan manfaat yang besar bagi orang yang bertamu ataupun orang yang kedatangan tamu. Di antara manfaat tersebut yaitu;
Pertama, bertamu secara baik sanggup menumbuhkan perilaku toleran terhadap orang lain dan menjauhklan perilaku paksaan, tekanan, intimidasi dan lain-lain. Islam tidak mengenal tindakan kekerasan. Bukan saja dalam perjuangan menyakinkan orang lain terhadap tujuan dan maksud baik kedatangan, tapi juga dalam tindak laris dan pergaulan dengan sesama insan harus dihindarkan cara-cara paksaan dan kekerasan.
Kedua, Islam memandang setiap orang memiliki persamaan dan kesesuaian dalam banyak sekali aspek dan kepentingan. Karena itu dengan bertamu ataupun bertandang, seorang akan mempertemukan persamaaan ataupun kesesuaian, sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam menjalani kehidupan.
Ketiga, bertamu sebagai pendekatan (approach) terhadap semua orang yang berada dalam wilayah konflik tertentu. Karena dengan bertamu orang akan semakin terbuka dan bertegur sapa untuk mencari titik temu terhadap banyak sekali duduk kasus yang dihadapi. Dengan bertamu seorang akan melaksanakan diskusi yang baik, perilaku yang sportif dan elegan terhadap sesamanya.
Keempat, bertamu sebagai media berdakwah, meningkatkan kualitas diri setiap muslim. Orang yang bertamu dalam memberikan kabar dan kebenaran yang diyakini secara terbuka, demikian pula tuan rumah sanggup memahami kabar dan informasi kebenaran yang disampaikan seorang tamu. Karena itu bertamu dianggap sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah dan membuat kehidupan masyarakat yang bermartabat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal 4 Nilai Positif Bertamu dalam Islam. Sesungguhnya bertamu sebagai acara yang cukup baik. Dengan bertamu seorang sanggup menemukan banyak sekali manfaat, baik berupa wawasan, pengalaman berharga ataupun sanggup menikmati segala bentuk penyambutan tuan rumah. Bertamu sebagai kebiasaan yang harus dilestarikan untuk membuat persaudaraan dan kerukunan hidup umat manusia. Sumber Akhlak Tasawuf Kementerian Agama Republik Indonesia 2016.
Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com biar bermanfaat. Aamiin.
Bertamu dalam Bahasa Arab disebut dengan kata “Ataa liziyaroti,atau Istadloofa-Yastadliifu”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bertamu diartikan; “datang berkunjung ke rumah seorang teman ataupun kerabat untuk suatu tujuan ataupun maksud (melawat dan sebagainya)”.
Secara istilah bertamu merupakan acara mengunjungi rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain, dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan ataupun untuk suatu keperluan lain, dalam rangka membuat kebersamaan dan kemaslahatan bersama.
Agama Islam telah mengajarkan bagaimana perilaku seorang muslim yang sedang bertamu ke rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain. Apabila prinsip-prinsip bertamu ditegakkan secara baik, maka akan melahirkan manfaat yang besar bagi orang yang bertamu ataupun orang yang kedatangan tamu. Di antara manfaat tersebut yaitu;
Pertama, bertamu secara baik sanggup menumbuhkan perilaku toleran terhadap orang lain dan menjauhklan perilaku paksaan, tekanan, intimidasi dan lain-lain. Islam tidak mengenal tindakan kekerasan. Bukan saja dalam perjuangan menyakinkan orang lain terhadap tujuan dan maksud baik kedatangan, tapi juga dalam tindak laris dan pergaulan dengan sesama insan harus dihindarkan cara-cara paksaan dan kekerasan.
Kedua, Islam memandang setiap orang memiliki persamaan dan kesesuaian dalam banyak sekali aspek dan kepentingan. Karena itu dengan bertamu ataupun bertandang, seorang akan mempertemukan persamaaan ataupun kesesuaian, sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam menjalani kehidupan.
Ketiga, bertamu sebagai pendekatan (approach) terhadap semua orang yang berada dalam wilayah konflik tertentu. Karena dengan bertamu orang akan semakin terbuka dan bertegur sapa untuk mencari titik temu terhadap banyak sekali duduk kasus yang dihadapi. Dengan bertamu seorang akan melaksanakan diskusi yang baik, perilaku yang sportif dan elegan terhadap sesamanya.
Keempat, bertamu sebagai media berdakwah, meningkatkan kualitas diri setiap muslim. Orang yang bertamu dalam memberikan kabar dan kebenaran yang diyakini secara terbuka, demikian pula tuan rumah sanggup memahami kabar dan informasi kebenaran yang disampaikan seorang tamu. Karena itu bertamu dianggap sebagai sarana yang efektif untuk berdakwah dan membuat kehidupan masyarakat yang bermartabat.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal 4 Nilai Positif Bertamu dalam Islam. Sesungguhnya bertamu sebagai acara yang cukup baik. Dengan bertamu seorang sanggup menemukan banyak sekali manfaat, baik berupa wawasan, pengalaman berharga ataupun sanggup menikmati segala bentuk penyambutan tuan rumah. Bertamu sebagai kebiasaan yang harus dilestarikan untuk membuat persaudaraan dan kerukunan hidup umat manusia. Sumber Akhlak Tasawuf Kementerian Agama Republik Indonesia 2016.
Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com biar bermanfaat. Aamiin.