Perbedaan Seni Budaya Lokal Dari Tradisi Islam Dan Yang Bukan Dari Tradisi Islam

Tradisi berdasarkan bahasa berarti adab istiadat, kebiasaan, turun menurun. Sedangan tradisi berdasarkan istilah ialah adab kebiasaan turun-menurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.

Sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal banyak sekali kepercayaan. Hal inilah yang menciptakan proses dakwah Islam pada ketika itu tidak terlepas dengan adab istiadat yang berlaku di masyarakat, alasannya ialah sudah mendarah daging.

Sehingga memerlukan proses yang cukup lama. Dalam hal ini sanggup kita pahami bahwa tradisi Islam di Nusantara merupakan akulturasi antara aliran Islam dan adab istiadat yang ada di Nusantara.

Banyaknya kesenian dan adab istiadat yang berkembang di Nusantara yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dakwah Islam yang dilakukan pada masa itu.

Munculnya seni tradisi Islam, baik di Jawa maupun di Luar Jawa (dengan banyak sekali nama dan istilahnya) tentu merupakan mulut keberagamaan masyarakat yang bersifat lokal. Sehingga jenis dan macamnya sangat beragam. Namun yang niscaya sentuhan budaya lokal dengan agama Islam yang berlangsung telah melahirkan sebuah bentuk seni gres yang berfungsi baik sebagai mulut keagamaan maupun mulut budaya.
Baca Juga : 


Apapun nama dan tujuannya, kesenian tradisi Islam merupakan bab penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, dan mungkin bahkan di dunia. Berkat kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam mengelola percampuran antara syariat Islam dengan budaya lokal, maka banyak dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang andal serta metode dakwah yang paling efektif.

Khusus di Jawa ada istilah “syi’iran” yaitu sebuah istilah yang dipakai untuk menggambarkan suatu seni tradisi Islam dengan adonan bahasa jawa. Istilah ini jikalau dilacak akar sejarahnya tentu masih sangat bersahabat dengan keberadaan Wali Songo di Jawa.

Di tempat lain, tradisi semacam ini sangat mungkin muncul dengan istilah lain. Syi’iran merupakan bab penting dari keseluruhan tradisi Islam di Jawa, meskipun istilah ini masih berkembang di pedalaman jawa atau di tempat tertentu (misal sunda).

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana perbedaan seni budaya lokal dari  tradisi Islam dan yang bukan dari tradisi Islam. Berkat kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam mengelola percampuran antara syariat Islam dengan budaya lokal, maka banyak dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang andal serta metode dakwah yang paling efektif.

Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel