Pengertian Ḥikmah Dan Ruang Lingkup Hikmah
Tuesday, August 11, 2020
Edit
Secara bahasa al-ḥikmah berarti: kebijaksanaan, pendapat atau pikiran yang bagus, pengetahuan, filsafat, kenabian, keadilan, peribahasa (katakata bijak), dan al-Qur’an. Menurut Al-Maraghi dalam kitab Tafsirnya, menjelaskan al-Hikmah sebagai perkataan yang sempurna lagi tegas yang diikuti dengan dalil-dalil yang sanggup menyingkap kebenaran.
Sedangkan berdasarkan Toha Jahja Omar; pesan yang tersirat yaitu bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir, berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dihentikan oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:
1) Adalah akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman.
2) Ḥilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan.
3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan.
4) Nubuwwah, seorang nabi tidak lain diutus untuk mencegah insan dari menyembah selain Allah Swt, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. al-Qur’an dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah Swt semoga insan terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk.
Lafad al-hikmah tersebut dalam al-Qur’an sebanyak dua puluh kali dengan aneka macam makna,
a. Bermakna Pengajaran Al-Qur’an.
“Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab (AlQur’an) dan al-hikmah, Allah memperlihatkan pengajaran (mau’izah) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu وdan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah sebetulnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“ (QS. Al-Baqarah : 231)
b. Bermakna Pemahaman dan Ilmu.
"Hai Yahya, ambillah Al-kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh. dan Kami berikan kepadanya ḥikmah selagi ia masih kanakkanak." (QS. Maryam : 12)
c. Bermakna An-Nubuwwah (kenabian).
"Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmahdan kebijaksanaan dalam menuntaskan perselisihan." (QS. Shaad :20)
d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia.
"Allah menganugerahkan al pesan yang tersirat (kefahaman yang dalam perihal Al Alquran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah : 269)
Anjuran Memiliki Hikmah.
Ḥikmah itu yaitu Setiap perkataan yang benar dan menjadikan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan aliran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau pemahaman yang benar perihal al-Qur’an, alasannya yaitu itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah.
Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
1. Orang yang memiliki ilmu mendalam dan bisa mengamalkannya secara konkret dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
2. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
3. Orang yang bisa memahami dan menerapkan aturan Allah Swt.
Setelah seseorang mendapat hikmah, maka baginya wajib untuk memberikan atau mendakwahkannya sesuai dengan firman Allah Swt:
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan pesan yang tersirat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui perihal siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl : 125)
Ḥikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pertolongan motivasi, hilm ( tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf.
Namun, ḥikmah juga meliputi pemahaman yang mendalam perihal aneka macam kasus berikut hukum-hukumnya, sehingga sanggup menempatkan seluruh kasus tersebut pada tempatnya, yaitu:
1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara sempurna dan benar.
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya.
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada tempatnya.
4) Dapat menempatkan perilaku tegas.
5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya.
Keutamaan Ḥikmah.
1) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melakukan dan membela kebenaran ataupun keadilan.
2) Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3) Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan bermacam-macam pendekatan dan bahasa.
4) Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar.
5) Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua problem yang dihadapi.
6) Memiliki daya kebijaksanaan sehat yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan.
7) Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian pesan yang tersirat dan ruang lingkupnya. Sumber Buku Akhlak Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Sedangkan berdasarkan Toha Jahja Omar; pesan yang tersirat yaitu bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya, dan kitalah yang harus berpikir, berusaha, menyusun, mengatur cara-cara dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan dengan hal-hal yang dihentikan oleh Allah sebagaimana dalam ketentuan hukum-Nya.
Dalam kata al-hikmah terdapat makna pencegahan, dan ini meliputi beberapa makna, yaitu:
1) Adalah akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kezaliman.
2) Ḥilm akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kemarahan.
3) Ilmu akan mencegah pelakunya dari terjerumus ke dalam kejahilan.
4) Nubuwwah, seorang nabi tidak lain diutus untuk mencegah insan dari menyembah selain Allah Swt, dan dari terjerumus kedalam kemaksiatan serta perbuatan dosa. al-Qur’an dan seluruh kitab samawiyyah diturunkan oleh Allah Swt semoga insan terhindar dari syirik, mungkar, dan perbuatan buruk.
Lafad al-hikmah tersebut dalam al-Qur’an sebanyak dua puluh kali dengan aneka macam makna,
a. Bermakna Pengajaran Al-Qur’an.
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَمَا أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنَ الْكِتَابِ وَالْحِكْمَةِ يَعِظُكُمْ بِهِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Dan apa yang telah diurunkan Allah kepadamu yaitu Al-Kitab (AlQur’an) dan al-hikmah, Allah memperlihatkan pengajaran (mau’izah) kepadamu dengan apa yang diturunkannya itu وdan bertakwalah kepada Allah serta Ketahuilah sebetulnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“ (QS. Al-Baqarah : 231)
b. Bermakna Pemahaman dan Ilmu.
يَا يَحْيَىٰ خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ۖ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا
"Hai Yahya, ambillah Al-kitab (Taurat) itu dengan sungguhsungguh. dan Kami berikan kepadanya ḥikmah selagi ia masih kanakkanak." (QS. Maryam : 12)
c. Bermakna An-Nubuwwah (kenabian).
وَشَدَدْنَا مُلْكَهُ وَآتَيْنَاهُ الْحِكْمَةَ وَفَصْلَ الْخِطَابِ
"Dan Kami kuatkan kerajaannya dan Kami berikan kepadanya hikmahdan kebijaksanaan dalam menuntaskan perselisihan." (QS. Shaad :20)
d. Bermakna al-Qur’an yang mengandung keajaiban-keajaiban dan penuh rahasia.
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
"Allah menganugerahkan al pesan yang tersirat (kefahaman yang dalam perihal Al Alquran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al-Baqarah : 269)
Anjuran Memiliki Hikmah.
Ḥikmah itu yaitu Setiap perkataan yang benar dan menjadikan perbuatan yang benar. Hikmah ialah: ilmu yang bermanfaat dan amal shaleh, kebenaran dalam perbuatan dan perkataan, mengetahui kebenaran dan mengamalkanya.
Tidaklah cukup dalam mengamalkan aliran agama hanya dengan al-Qur’an saja tanpa dengan al-Hikmah yang berarti as-sunnah atau pemahaman yang benar perihal al-Qur’an, alasannya yaitu itulah as- sunnah juga disebut sebagai al-hikmah.
Orang yang dianugerahi al-hikmah adalah:
1. Orang yang memiliki ilmu mendalam dan bisa mengamalkannya secara konkret dalam kehidupan. Orang yang benar dalam perkataan dan perbuatan.
2. Orang yang menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya (adil).
3. Orang yang bisa memahami dan menerapkan aturan Allah Swt.
Setelah seseorang mendapat hikmah, maka baginya wajib untuk memberikan atau mendakwahkannya sesuai dengan firman Allah Swt:
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan pesan yang tersirat dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui perihal siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. An-Nahl : 125)
Ḥikmah dalam berdakwah tidak terbatas pada makna: perkataan yang lemah lembut, pertolongan motivasi, hilm ( tidak cepat emosi dan tidak bersikap masa bodoh), halus ataupun pemaaf.
Namun, ḥikmah juga meliputi pemahaman yang mendalam perihal aneka macam kasus berikut hukum-hukumnya, sehingga sanggup menempatkan seluruh kasus tersebut pada tempatnya, yaitu:
1) Dapat menempatkan perkataan yang bijak, pengajaran, serta pendidikan sesuai dengan tempatnya. Berkata dan berbuat secara sempurna dan benar.
2) Dapat memberi nasihat pada tempatnya.
3) Dapat menempatkan mujadalah (dialog) yang baik pada tempatnya.
4) Dapat menempatkan perilaku tegas.
5) Memberikan hak setiap sesuatu, tidak berkurang dan tidak berlebih, tidak lebih cepat ataupun lebih lambat dari waktu yang dibutuhkannya.
Keutamaan Ḥikmah.
1) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam melakukan dan membela kebenaran ataupun keadilan.
2) Menjadikan ilmu pengetahuan sebagai bekal utama yang terus dikembangkan,
3) Mampu berkomunikasi denga orang lain dengan bermacam-macam pendekatan dan bahasa.
4) Memiliki semangat juang yang tinggi untuk mensyiarkan kebenaran dengan beramar makruf nahi munkar.
5) Senantisa berpikir positif untuk mencari solusi dari semua problem yang dihadapi.
6) Memiliki daya kebijaksanaan sehat yang obyektif dan otentik dalam semua bidang kehidupan.
7) Orang-orang yang dalam perkataan dan perbuatannya senantiasa selaras dengan sunnah Rasulullah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian pesan yang tersirat dan ruang lingkupnya. Sumber Buku Akhlak Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.