Kandungan Al-Qur’An Surat Hud Ayat 117-119 Perihal Tanggung Jawab Insan Terhadap Masyarakat

Al-Qur'an Surat Hud Ayat 117-119.

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ . وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً ۖ وَلَا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ . إِلَّا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ ۚ وَلِذَٰلِكَ خَلَقَهُمْ ۗ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لَأَمْلَأَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

"dan Tuhanmu sekali-kali tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menimbulkan insan umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. dan untuk Itulah Allah membuat mereka. kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan: Sesungguhnya saya akan memenuhi neraka Jahannam dengan jin dan insan (yang durhaka) semuanya." (QS. Hud: 117-119)

Memahami Isi Kandungan QS. Hud Ayat 117-119.
Ayat ini menginformasikan bahwa kalau dalam suatu negeri masih ada orangorang baik, maka Allah Swt tidaklah akan membinakan negeri itu dengan aniaya, dengan tidak ada sebab. Adzab turun disebabkan perbuatan zalim manusia, maka berbuat oke untuk menghindarinya.

Kezaliman terjadi bila seseorang mengambil hak orang lain,baik lantaran ia butuh atau lantaran ia jahat. Allah Swt Maha Kaya tidak membutuhkan sesuatu. Tidak ada sesuatu yang ada pada insan atau alam raya yang diharapkan Allah, bahkan semua yaitu milik-Nya, lantaran Allah-lah yang menganugerahkannya.

Selain itu, perlu dipahami bahwa Allah Swt membuat insan berbeda-beda dan tidak dijadikan bersatu merupakan sunnatullah. Perbedaan ini membawah pesan yang tersirat yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan adanya perbedaan pendapat/pemikiran sanggup membuat peradaban insan berkembang maju. Bisa dibayangkan kalau insan itu dijadikan satu dalam; keinginannya, ilmunya, wataknya dan seterusnya, maka kehidupan insan akan berjalan stagnan.

Perselisihan yaitu rahmat dan nikmat yang tepat jikalau insan arif membawakannya. Sebab itu, hendaklah dipertinggi kecerdasan dan kesadaran beragama sehingga perselisihan dan perbedaan benar-benar menguntungkan bagi kehidupan manusia.

Kalau Allah Swt berkehendak menimbulkan semua insan sama, tanpa perbedaan, maka Dia membuat insan ibarat hewan tidak sanggup berkreasi dan melaksanakan pengembangan, baik terhadap dirinya apalagi lingkungannya.

Tetapi itu tidak dikehendaki Allah Swt, lantaran Dia menugaskan insan sebagai khalifah. Dengan adanya perbedaan itu, insan sanggup berlomba-lomba dalam kebajikan, dan dengan demikian akan terjadi kreatifitas dan peningkatan kualitas. Karena hanya dengan perbedaan dan perlombaan yang sehat, kedua hal itu akan tercapai. Antara lain untuk itulah insan dianugerahi-Nya kebebesan bertindak, memilah dan memilih. Tetapi ada perbedaan yang tidak direstui Allah Swt. Ada perbedaan yang dikecam-Nya, yaitu perbedaan dalam hal prinsip-prinsip pedoman agama.

Allah Swt menganugerahkan insan logika pikiran, potensi baik dan buruk, dan dalam ketika yang sama mengutus para nabi dan rasul, menurunkan kitab suci, untuk mengukuhkan fitrah kesucian yang melengkapi jiwa manusia, dengan impian kiranya insan tidak perlu berselisih. Tetapi ternyata sebagian insan memakai potensi-potensinya itu untuk berselisih pula dalam prinsip-prinsip pokok agama.
Baca Juga :


Mereka berselisih berdasarkan kecenderungan, cara berpikir dan hawa nafsu masing-masing, serta bersikeras dengan pendapatnya. Kecuali, orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhan. Karena itu, Allah Swt memperingatkan siapa yang menentukan selain ajaran-Nya maka ia terancam oleh siksa-Nya.

Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana isi kandungan Al-Qur’an Surat Hud Ayat 117-119 tentang tanggung jawab insan terhadap masyarakat. Sumber buku Tafsir Ilmu Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, 2016. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com agar bermanfaat. Aamiin.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel