Kisah Fathimah Putri Nabi Saw Dan Watu Gilingan Gandum Yang Berbicara

Fatimah binti Muhammad Saw atau lebih dikenal dengan Fatimah az-Zahra (Fatimah yang selalu berseri) putri bungsu Nabi Muhammad dari perkawinannya dengan istri pertamanya, Khadijah. Ketika usianya beranjak dewasa, Fatimah Az-Zahra dipersunting oleh salah satu sepupunya, sobat sekaligus orang kepercayaan Rasulullah, Ali bin Abi Thalib.

Rasulullah sangat mengasihi Fatimah, sehabis Rasulullah bepergian ia lebih dulu menemui Fatimah sebelum menemui istri istrinya. Rasulullah mengungkapkan rasa cintanya kepada putrinya takala diatas mimbar:”Sungguh Fatimah potongan dariku , Siapa yang membuatnya murka berarti menciptakan saya marah”.

Dan dalam riwayat lain disebutkan,” Fatimah potongan dariku, saya merasa terganggu bila ia diganggu dan saya merasa sakit kalau ia disakiti.”.

Alkisah, suatu hari masuklah Rasulullah Saw menemui putrinya Fathimah. Rasulullah Saw mendapati putrinya sedang menggiling syair (sejenis gandum) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari kerikil sambil menangis.

Rasulullah Saw bertanya pada putrinya, “Apa yang mengakibatkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah Swt tidak mengakibatkan matamu menangis”.

Fathimah. berkata, “Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumah tanggalah yang mengakibatkan anakmu menangis”.

Lalu duduklah Rasulullah Saw di sisi putrinya. Fathimah melanjutkan perkataannya, “Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta ‘aliy (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah”.

Mendengar perkataan putrinya ini maka bangunlah Rasulullah Saw mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu sambil mengucapkan “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah Swt. Rasulullah Saw meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk putrinya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah Swt dalam banyak sekali bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.


Rasulullah Saw berkata kepada gilingan tersebut, “Berhentilah berputar dengan izin Allah Swt”,

Maka penggilingan itu berhenti berputar kemudian penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah Swt yang berkuasa menimbulkan segala sesuatu sanggup bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih, “Ya Rasulullah Saw, demi Allah Tuhan yang telah menimbulkan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah Baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun pasti hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah Swt suatu ayat yang berbunyi : 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya ialah insan dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan”.

Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi kerikil yang masuk ke dalam neraka. Rasulullah Saw kemudian bersabda kepada kerikil penggilingan itu, “Bergembiralah alasannya ialah engkau ialah salah satu dari kerikil mahligai Fathimah az-zahra di dalam surga”. Maka bergembiralah penggilingan kerikil itu mendengar isu itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah Saw bersabda kepada putrinya, “jika Allah Swt menghendaki wahai Fathimah, pasti penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah Swt menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah Swt menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang berkeringat dikala ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah Swt menimbulkan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit.

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah Swt akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah Swt akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.

Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua ialah keridhaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan saya do’akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah Swt dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah Swt?.

Ya Fathimah, apabil seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah Swt akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah Swt mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil.

Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya menyerupai keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah Swt akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat sampai hari kiamat.

Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan nrimo serta niat yang benar maka Allah Swt akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah Swt akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah.

Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah Swt akan memandangnya dengan pandangan rahmat.

Ya Fathimah, perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau daerah untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), “teruskanlah ‘amalmu maka Allah Swt telah mengampunimu akan sesuatu yang telah kemudian dari dosamu dan sesuatu yang akan datang”.

Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyak-kan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah Swt akan memberinya minuman dari sungai-sungai nirwana dan Allah Swt akan meringankan sakarotul maut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga seta Allah Swt akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat”.

Demikianlah sobat bacaan madani kisah Fathimah putri Nabi Saw dan kerikil gilingan gandum. Dalam kisah ini ada banyak nasehat untuk perempuan muslimah biar menjadi isteri salehah. Begitu juga kelebihan isteri-isteri yang salehah memiliki keutamaannya tersendiri. Mudah-mudahan muslimah-muslimah menyadari bahwa begitu besar keuntungannya menjadi isteri yang salehah. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat.
Baca Juga :

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel