Kisah Nabi Luth|Ketika Isteri Nabi Luth Dan Penduduk Negeri Sadum Di Binasakan Allah Swt
Friday, August 14, 2020
Edit
Nabi Luth ialah anak keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya yang berjulukan Haran (Abara'an) bin Tareh ialah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar dengan pamannya yang berjulukan Nahor. Silsilah lengkapnya ialah Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh.
Nabi Luth As. menetap bersama kaumnya disebut dusun yang berjulukan Sadum, di tempat Palestina. Penduduk kampung itu luar biasa badung dan rusak perangainya. Mereka selalu mengerjakan kejahatan, seperti: merampok, membunuh teman sendiri, menganiaya sesama manusia, sehingga tidak ada orang lain yang sanggup lewatnya.
Salah satu kemesuman yang paling jelek ialah sopan santun dan kebiasaan hidup mereka yaitu suka mengerjakan pekerjaan yang hina dina, menyerupai melepaskan syahwat antar laki-laki, sedangkan terhadap perempuan mereka sedikitpun tidak tertarik.
Bertentangan dengan kebiasaan pada umumnya, di mana kaum pria dengan segala kepandaian dan kekuatan memperebutkan perempuan bagus untuk dijadikan istri, bagi kaum Nabi Luth yang mereka perebutkan hingga dengan menghabiskan harta dan rela tumpah darah ialah orang pria terutama cowok yang tampan dan tampan untuk dijadikan teman hidup dan pelepas hawa nafsunya. Setiap ada cowok yang lewat kampung mereka, niscaya digoda dan diperebutkan kadang kala terjadi pertumpahan darah satu sama lain.
Dapat digambarkan bagaimana jelek dan celakanya nasib perempuan di dikala itu. Tidak ada orang suka menghiraukannya. Mereka terpaksa mengerjakan hal-hal yang tidak layak dengan sesama perempuan untuk sekedar melampiaskan nafsu birahi mereka. Kerusakan masyarakat Sadum pada dikala itu amat ahli dan merata di seluruh pelosok dan lapisan masyarakat.
Demikian kehidupan masyarakat Sadum puluhan tahun lamanya. Kejahatan dan kemesuman itu bukan semakin berkurang. Bahkan kejahatan dan kemesuman itu semakin menjadi-jadi keluar dari batasperikemanusiaan sama sekali.
Akhirnya Allah Swt. menurunkan perintah kepada Nabi Luth As. dengan perantaraan wahyu-Nya. Perintah untuk membimbing kaum yang sesat kepada menyembah Allah Swt, menjauhi segala kejahatan dan kemesuman, menghentikan semua kemungkaran yang sudah menjadi watak dan sopan santun mereka itu.
Ajaran dan peringatan Nabi Luth As. itu tidak sanggup masuk dalam indera pendengaran dan hati mereka. Kejahatan dan kemesuman mereka lakukan terus, bahkan semakin hebat. Nabi Luth dengan tabah tak bosan-bosannya memperlihatkan nasehat-nasehat dan pengajaran kepada mereka dengan ancaman azab Allah Swt. Tetapi semua itu dianggap enteng malah mereka mengejek.
Akhirnya Nabi Luth berdoa ke hadirat Allah Swt., meminta biar kaumnya yang sesat ditunjuki. Dan jika sudah nyata-nyata tidak akan sanggup ditunjuki dan diajari sama sekali, Nabi Luth minta biar kepada mereka diturunkan aliran yang tidak saja berupa nasehat dan kata-kata saja, tetapi dikirimkan azab yang pedih, biar dengan azab itu, mereka insaf kembali atau musnah sama sekali. Sebab tidak ada gunanya hidup mereka di muka bumi ini, selain dari menambah kerusakan dan kejahatan saja.
Doa Nabi Luth di dengar dan dikabulkan Allah Swt dengan mengutus beberapa malaikat As. untuk menurunkan siksaan terhadap kaum Nabi Luth As. yang durhaka dan tak mau ditunjuki. Para malaikat itu turun dan singgah di rumah Nabi Luth As. berbentuk manusia. Nabi Luth As. menduga insan biasa yang bertamu kerumahnya. Mereka diperlakukan oleh Nabi Luth As. sebagai tamu. Para malaikat pertanda bahwa mereka ialah malaikat yang diutus Allah Swt ke kampung Nabi Luth As. untuk menurunkan siksaan yang amat ahli terhadap mereka yang ingkar.
Alangkah terperanjatnya Nabi Luth As. mendengarnya dan meminta kepada malaikat-malaikat untuk menunda datangnya siksaan itu, dengan impian mudah-mudahan kaumnya kembali ke jalan yang benar.
Tetapi dengan tegas dijawab oleh malaikat-malaikat bahwa Allah Swt. telah mengutus Nabi Luth untuk mengembalikan mereka dari kesesatan. Sayang mereka tidak mendengarkan aliran Nabi Luth, semua perjuangan dan daya upaya sudah dipandang cukup. Dan ditegaskan pula bahwa Nabi Luth serta orang- orang yang percaya akan terlepas dari siksaaan itu. Sedang istri Nabi Luth akan turut mencicipi siksaan ahli itu, alasannya dia termasuk orang-orang yang ingkar dan tidak menurutkan kebenaran Nabi Luth.
Malaikat-malaikat itupun meninggalkan rumah Nabi Luth As. pergi menuju ke desa Sadum yang durhaka itu dengan berbentuk insan dia dengan wajah yang gantengdan menarik. Di tengah jalan malaikat-malaikat itu bertemu dengan seorang anak perempuan yang sedang mengambil air minum. Kepada anak perempuan itu, malaikat minta supaya diperlakukan sebagai tamu dirumahnya.
Anak perempuan itu menceritakan watak penduduk kampungnya yang penuh dengan kejahatan, lebih-lebih jika mengetahui laki- laki yang berwajah ganteng, niscaya timbul perkosaan dan keonaran dengan segala cara yang mesum-mesum. Maka sebelum mendapatkan seruan tamu yang terdiri dari dua orang cowok yang ganteng, anak perempuan itu minta diri untuk memberitahukan dan bermusyawarah dengan bapaknya lebih dahulu.
Anak perempuan itu pun pulang dan memberitahukan kepada bapaknya dan berkata, “Ya , bapaku, disana di pintu masuk ke kota ini ada dua orang laki- laki yang ganteng. Keduanya ingin bermalam di rumah kita. Saya takut jika diketahui oleh penduduk kampung.”
Bapak dari perempuan tersebut ialah Nabi Luth, sedang anak perempuan itu ialah anak Nabi Luth. Alangkah terkejutnya Nabi Luth mendengar kabar ini. Setelah menanyakan keadaan kedua orang itu, Nabi Luth memperlihatkan nasehat kepada anaknya biar tamu tidak hingga diketahui oleh penduduk kampungya.
Mula-mula Nabi Luth kebaratan mendapatkan kedua cowok itu menjadi tamu di rumahnya, takut kalau-kalau diketahui kaumnya dan niscaya akan mendatangkan kecelakaan besar bagi tamu dan dirinya sendiri. Tetapi alasannya dorongan oleh rasa prikemanusiaannya, ia tidak hingga hati untuk menolaknya.
Akhirnya Nabi Luth bersedia menerimanya dengan belakang layar dan sembunyi- sembunyi biar jangan dilihat orang. Setelah bertemu, kemudian Nabi Luth menasehati supaya kedua cowok itu berhat-hati sekali jangan diketahui orang dan jangan menumpang di rumah orang lain di desa itu, biar tidak diperkosa. Nabi Luth bersedia membawa mereka bermalam dan menjadi tamu di rumahnya.
Dengan rasa kawatir yang memuncak, tamu itupun dibawanya pulang dengan belakang layar dan sembunyi-sembunyi. Tetapi malang baginya, Istri Nabi Luth mengetahui akan insiden ini dan menyiarkan kedatangan tamu-tamu itu kepada penduduk kampungnya.
Alangkah terkejutnya Nabi Luth, sehabis dia dan keduanya itu hingga dirumah, penduduk kampung sudah berkerumun mengepung rumahnya, ingin mendapatkan pria yang tampan tamu Nabi Luth itu untuk melampiaskan nafsu mereka.
Untuk menghindarkan kemesuman yang akan terjadi, Nabi Luth menasehatkan sekali lagi, biar kaumnya kembali ke jalan yang benar, meninggalkan pekerjaan yang keji dan mesum serta takut kepada siksaan Allah Swt yang datang.
Semua nasehat Nabi Luth tidak dipercaya, tidak satupun yang sanggup masuk dalam indera pendengaran dan otak mereka. disaat Nabi Luth memperlihatkan nasehat sebagian mereka sudah siap untuk menyerbu memperebutkan dua cowok yang menjadi tamu Nabi Luth itu. Melihat keadaan yang genting itu, Nabi Luth dengan segera menutup pintu rumahnya, serta menguncinya biar tak seorangpun juga yang sanggup masuk ke dalam.
Nabi Luth memberi nasehat melalui sebuah jendela biar mereka kembali kepada istri masing-masing, yang halal bagi mereka. Adat yang kotor itu hendaknya dibuang jauh, jika mereka tidak mengikuti nasehat akan tiba siksaan Tuhan yang maha hebat. Nasehat Nabi Luth ini dijawab dengan berkata,
“Hai Luth, kami tidak tertarik pada belum dewasa perempuan engkau, kami tak ingin perempuan, engkau sudah tahu apa yang kami inginkan itu….”
Nafsu mereka sudah memuncak dan perasaan sudah tertutup oleh nafsunya itu, sehingga nasehat yang bagaimanapun hebatnya tidak akan terdengar dan tidak akan diterima logis oleh akal. Mereka semakin mendesak memaksa masuk ke rumah Nabi Luth. Mereka masuk menyerbu tamu yang kedua orang itu, berebutan sebagai hewan buas.
Melihat hal yang demikian, kedua orang tamu itu, yaiu malaikat-malaikat yang diutus Tuhan berkata Nabi Luth, “Hai Luth, janganlah khawatir kami ini malaikat yang diutus Allah untuk mengabulkan doa engkau dan melepaskan engkau dari ancaman besar ini, mereka tidak sanggup berbuat apa-apa terhadap engkau dan kami, mereka akan sanggup dihancurkan.”
barulah hilang ketakutan dan kekhawatiran Nabi Luth. Dengan sekejap mata Nabi Luth anak perempuannya dua malaikat itu besera orang-orang yang beriman dengan Luth sanggup meloloskan diri dari kepungan kaum yang durhaka itu. Nabi Luth dan pengikut- pengikutnya di perintahkan malaikat itu untuk meninggalkan desa yang bobrok itu dan tidak diperbolehkan membawa istri alasannya istrinya termasuk yang akan mendapatkan siksaan. Setelah pergi Nabi Luth dan sahabat-sahabatnya maka turun siksaan Allah Swt atas desa dan penduduk. Bergoncanglah bumi dengan hebatnya, hancur segala rumah dan gunung, gedung-gedung dan rumah-rumah kemudian turun hujan kerikil yang hebat.
Dalam sekejap mata saja, lenyaplah semua penduduk yang jahat, ingkar dan durhaka itu. Dahsyat dan sungguh mengerikan siksaan Allah Swt yang ditimpakan kepada kaum Luth, alasannya kejahatan yang mereka perbuat ialah puncak segala kejahatan, yang dinamai kemesuman bahkan puncak dari segala perbuatan mesum.
Pembunuhan perzinaan, perampokan semuanya itu ialah perbuatan mesum, perbuatan yang menjatuhkan derajat manusia. Tetapi melampiaskan nafsu birahi antara sesama pria atau sesama perempuan ialah lebih mesum dari segala kemesuman. jika kemesuman itu merajalela di mana-mana. Akibatnya terhentinya keturunan insan dan akan lenyap dari permukaan bumi. Bumi akan kosong dari mahkluk yang berjulukan manusia. Bumi akan didiami oleh binatang-binatang melata.
Demikian sahabat bacaan madani Kisah Isteri dan Umat Nabi Luth yang dibinasakan Allah Swt. Semoga negeri kita ini di jauhkan dari perangai-perangai yang menyerupai di kerjakan oleh umat Nabi Luth. Agar negara kita ini di jauhkan dari bencana. Aamiin. Sumber Akhlak, Kementerian Agama Republik Indonesia. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.