Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan Pada Abad Daulah Abbasiyah
Monday, September 17, 2018
Edit
Wahai pemuda-pemudi muslim yang cerdas, dongeng dan sejarah yang akan disajikan pada artikel ini merupakan dongeng terhebat dalam sejarah peradaban Islam. Kisah yang dimaksud itu yakni mengenai tumbuh kembangnya ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah yang berpusat di kota Bagdad, Irak.
Puncak dari masa keemasan tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya ilmu pengetahuan pada masa ke-8. Saat itu para ilmuwan muslim sangat produktif dan juga menjadi aktivis perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Subhanallah.
Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan putera dia berjulukan Al-Ma’mun. Kekayaan negara dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Raja Harun ar-Rasyid untuk keperluan sosial, mendirikan rumah sakit, forum pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masa itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun di Bagdad.
Bidang kesejahteraan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, kesehatan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menjadi negara terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma’mun, penerus Harun ar-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat menyayangi ilmu filsafat. Pada masa pemerintahan Al-Ma’mun, penerjemahan buku-buku absurd sangat digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia membayar mahal penerjemah-penerjemah dari golongan Nasrani dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah-sekolah. Salah satu karya besar ada masa pemerintahannya yang terpenting yakni pembangunan Baitul-Hikmah, sentra penerjemahan yang sekaligus berfungsi sebagai akademi tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi sentra kebudayaan dan ilmu pengetahuan di dunia.
Mari kita renungkan, betapa harumnya gambaran dunia Islam waktu itu. Kaum muslimin sangat disegani dalam pergaulan di seluruh dunia. Waktu itu umat Islam sangat identik dengan ilmu pengetahuan. Kemajuan di banyak sekali bidang ilmu pengetahuan selalu dipelopori dari kalangan ilmuwan muslimin. Hal ini dilakukan alasannya yakni al-Qur’an dan Hadis menjadi sumber ilham dan motivasi. Akankah masa kejayaan dan kemajuan tersebut pada saatnya sanggup terulang kembali? Jawabannya tentu ada pada benak kalian cowok dan pemudi muslim.
Masa Daulah Abbasiyah merupakan jaman keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik itu dalam bidang ekonomi, peradaban, dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang dengan pesat banyak sekali cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya hasil penerjemahan buku-buku dari bahasa absurd ke dalam bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendekiawan-cendekiawan muslim besar yang menghasilkan banyak sekali penemuan gres di banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan. Adapun cendekiawan-cendekiawan Islam dalam bidang ilmunya masing-masing pada masa Daulah Abasiyah adalah:
a. Bidang ilmu Filsafat
Tokoh cendekiawan Muslim di bidang ilmu filsafat diantaranya yakni Abu Nasyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan yang dikenal dengan al-Farabi, Abu Yusuf bin Ishak yang dikenal dengan al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Rusd, al-Ghazali, Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail.
b. Bidang ilmu Kedokteran
Tokoh cendekiawan Islam yang populer di bidang kedokteran yakni Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia, Hunaian bin Ishak yang populer sebagai andal penerjemah buku-buku asing, Ar-Razi yang dikenal sebagai andal penyakit campak dan cacar, Ibnu Sahal dan Thabit Ibnu Qurra.
c. Bidang ilmu Matematika
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu matematika yang populer yakni Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (penemu abjad nol) dengan bukunya Algebra, Geometri Ilmu Matematika. Cendikiawan matematika yang lainnya yakni Umar bin Farukhan (bukunya Quadripartitum), Banu Musa (ilmu mengukur permukaan, datar, dan bulat).
d. Bidang ilmu Falak
Tokoh cendekiawan Islam dibidang ilmu Falak ini yakni Abu Masyar al- Falaky (bukunya Isbatul Ulum dan Haiatul Falak), Raihan Bairuny (bukunya al-Afarul Bagiyah’ainil Khaliyah, Istikhrajul Autad dan lain-lain). Jabir Batany (membuat teropong bintang)
e. Bidang ilmu Astronomi
Tokoh cendekiawan Islam di bidang Astronomi yakni al-Farazi (pencipta Astro Lobe), al-Gattani/Albetagnius, dan al-Farghoni atau Alfragenius.
f. Bidang ilmu Tafsir
Tokoh cendekiawan Islam yang populer di bidang ilmu Tafsir ini yakni Ibnu Jarir at-abary, as-Suda, Mupatil bin Sulaiman, Ibnu Atiyah al-Andalusy, Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
g. Bidang ilmu Hadis
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Hadis ini yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, At-Tarmidzi, dan lain-lain
h. Bidang ilmu Kalam (tauhid)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Kalam ini yakni Wasil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, ad-Dhaam, Abu Hasan al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam al-Gazali. Pada masa itu, pembahasan ilmu tauhid semakin luas dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
i. Bidang ilmu Tasawuf (ilmu mendekatkan diri pada Allah Swt.)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tasawuf ini yakni al-Qusyairy dengan karyanya ar-Risalatul Qusyairiyah, Imam al-Gazali dengan karyanya al-Bashut, al-Wajiz, Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma’arif, dan lain-lain.
j. Para imam Fuqaha (ahli fiqh)
Tokoh cendekiawan Islam yang merupakan para akidah Fuqaha ini yakni Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambali, dan para Imam Syi’ah.
Puncak dari masa keemasan tersebut ditandai dengan tumbuh suburnya ilmu pengetahuan pada masa ke-8. Saat itu para ilmuwan muslim sangat produktif dan juga menjadi aktivis perkembangan ilmu pengetahuan di dunia. Subhanallah.
Popularitas Daulah Abbasiyah mencapai puncaknya pada zaman Khalifah Harun ar-Rasyid dan putera dia berjulukan Al-Ma’mun. Kekayaan negara dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Raja Harun ar-Rasyid untuk keperluan sosial, mendirikan rumah sakit, forum pendidikan dokter, dan farmasi. Pada masa itu sudah terdapat paling tidak sekitar 800 orang dokter. Di samping itu, pemandian-pemandian umum juga dibangun di Bagdad.
Bidang kesejahteraan, pendidikan, ilmu pengetahuan, sosial, kesehatan, dan kebudayaan serta kesusasteraan berada pada zaman keemasannya. Pada masa inilah negara Islam menjadi negara terkuat dan tak tertandingi. Al-Ma’mun, penerus Harun ar-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat menyayangi ilmu filsafat. Pada masa pemerintahan Al-Ma’mun, penerjemahan buku-buku absurd sangat digalakkan. Untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia membayar mahal penerjemah-penerjemah dari golongan Nasrani dan penganut agama lain yang ahli. Ia juga banyak mendirikan sekolah-sekolah. Salah satu karya besar ada masa pemerintahannya yang terpenting yakni pembangunan Baitul-Hikmah, sentra penerjemahan yang sekaligus berfungsi sebagai akademi tinggi dengan perpustakaan yang besar. Pada masa Al-Ma’mun inilah Bagdad mulai menjadi sentra kebudayaan dan ilmu pengetahuan di dunia.
Mari kita renungkan, betapa harumnya gambaran dunia Islam waktu itu. Kaum muslimin sangat disegani dalam pergaulan di seluruh dunia. Waktu itu umat Islam sangat identik dengan ilmu pengetahuan. Kemajuan di banyak sekali bidang ilmu pengetahuan selalu dipelopori dari kalangan ilmuwan muslimin. Hal ini dilakukan alasannya yakni al-Qur’an dan Hadis menjadi sumber ilham dan motivasi. Akankah masa kejayaan dan kemajuan tersebut pada saatnya sanggup terulang kembali? Jawabannya tentu ada pada benak kalian cowok dan pemudi muslim.
Masa Daulah Abbasiyah merupakan jaman keemasan (The Golden Age) bagi umat Islam. Pada masa itu Umat Islam telah mencapai puncak kemuliaan, baik itu dalam bidang ekonomi, peradaban, dan kekuasaan. Selain itu juga telah berkembang dengan pesat banyak sekali cabang ilmu pengetahuan, ditambah lagi dengan banyaknya hasil penerjemahan buku-buku dari bahasa absurd ke dalam bahasa Arab. Fenomena ini kemudian yang melahirkan cendekiawan-cendekiawan muslim besar yang menghasilkan banyak sekali penemuan gres di banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan. Adapun cendekiawan-cendekiawan Islam dalam bidang ilmunya masing-masing pada masa Daulah Abasiyah adalah:
a. Bidang ilmu Filsafat
Tokoh cendekiawan Muslim di bidang ilmu filsafat diantaranya yakni Abu Nasyar Muhammad bin Muhammad bin Tarhan yang dikenal dengan al-Farabi, Abu Yusuf bin Ishak yang dikenal dengan al-Kindi, Ibnu Sina, Ibnu Rusd, al-Ghazali, Ibnu Bajah dan Ibnu Tufail.
b. Bidang ilmu Kedokteran
Tokoh cendekiawan Islam yang populer di bidang kedokteran yakni Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai bapak ilmu kimia, Hunaian bin Ishak yang populer sebagai andal penerjemah buku-buku asing, Ar-Razi yang dikenal sebagai andal penyakit campak dan cacar, Ibnu Sahal dan Thabit Ibnu Qurra.
c. Bidang ilmu Matematika
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu matematika yang populer yakni Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (penemu abjad nol) dengan bukunya Algebra, Geometri Ilmu Matematika. Cendikiawan matematika yang lainnya yakni Umar bin Farukhan (bukunya Quadripartitum), Banu Musa (ilmu mengukur permukaan, datar, dan bulat).
d. Bidang ilmu Falak
Tokoh cendekiawan Islam dibidang ilmu Falak ini yakni Abu Masyar al- Falaky (bukunya Isbatul Ulum dan Haiatul Falak), Raihan Bairuny (bukunya al-Afarul Bagiyah’ainil Khaliyah, Istikhrajul Autad dan lain-lain). Jabir Batany (membuat teropong bintang)
e. Bidang ilmu Astronomi
Tokoh cendekiawan Islam di bidang Astronomi yakni al-Farazi (pencipta Astro Lobe), al-Gattani/Albetagnius, dan al-Farghoni atau Alfragenius.
f. Bidang ilmu Tafsir
Tokoh cendekiawan Islam yang populer di bidang ilmu Tafsir ini yakni Ibnu Jarir at-abary, as-Suda, Mupatil bin Sulaiman, Ibnu Atiyah al-Andalusy, Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
g. Bidang ilmu Hadis
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Hadis ini yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, At-Tarmidzi, dan lain-lain
h. Bidang ilmu Kalam (tauhid)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Kalam ini yakni Wasil bin Atha’, Abu Huzail al-Allaf, ad-Dhaam, Abu Hasan al-Asy’ary, Hujjatul Islam Imam al-Gazali. Pada masa itu, pembahasan ilmu tauhid semakin luas dibandingkan dengan zaman sebelumnya.
i. Bidang ilmu Tasawuf (ilmu mendekatkan diri pada Allah Swt.)
Tokoh cendekiawan Islam di bidang ilmu Tasawuf ini yakni al-Qusyairy dengan karyanya ar-Risalatul Qusyairiyah, Imam al-Gazali dengan karyanya al-Bashut, al-Wajiz, Syahabuddin dengan karyanya Awariful Ma’arif, dan lain-lain.
j. Para imam Fuqaha (ahli fiqh)
Tokoh cendekiawan Islam yang merupakan para akidah Fuqaha ini yakni Imam Abu Hanifah, Imam Maliki, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambali, dan para Imam Syi’ah.