Istri-Istri Rasulullah Saw


Kisah ijab kabul Rasulullah, Nabi Muhammad SAW dengan istri-istrinya merupakan salah satu dongeng yang menarik bagi kaum muslim lantaran dalam kehidupannya Nabi Muhammad mempunyai cukup banyak istri. Istri-istri Muhammad ini sering disebut sebagai Ummahaat ul-Mu’miniin yang berarti ibu dari umat mu’min. Hal ini diambil dari surat Al-Ahzab ayat 6 yang kurang lebih berbunyi :
Nabi ialah (hendaknya) lebih utama bagi para mu’min kalau dibandingkan dengan diri mereka, dan istri-istrinya merupakan ibunda para mu’min”.

Kehidupan Nabi Muhammad SAW sendiri sanggup direntangkan dalam dua zaman, yaitu pre-hijrah di Mekkah dari tahun 570 hingga tahun 622, dan post-hijrah di Madinah pada tahun 622 hingga ia wafat pada tahun 632. Semua ijab kabul Nabi Muhammad SAW dilaksanakan di Mekah kecuali dua ijab kabul yang dilaksanakan sesudah ia Hijrah ke Madinah.

Berikut ini kita tampilkan nama-nama Istri Nabi Muhammad SAW beserta sekilas penjelasannya:

1. SITI KHADIJAH:

Nabi mengawini Siti Khadijah ketika Nabi masih berumur 25 tahun, sedangkan Khadijah sudah berumur 40 tahun. Khadijah sebelumnya sudah menikah 2 kali sebelum menikah dengan Nabi SAW. Suami pertama Khadijah ialah Aby Haleh Al Tamimy dan suami keduanya ialah Oteaq Almakzomy, keduanya sudah meninggal sehingga mengakibatkan Khadijah menjadi janda. Lima belas tahun sesudah menikah dengan Khadijah, Nabi Muhammad SAW pun diangkat menjadi Nabi, yaitu pada umur 40 tahun. Khadijah meninggal pada tahun 621 A.D, dimana tahun itu bertepatan dengan Mi’raj nya Nabi Muhammad SAW ke Surga. Nabi SAW sangatlah menyayangi Khadijah. Sehingga hanya sesudah sepeninggalnya Khadijah lah Nabi SAW gres mau menikahi perempuan lain.

2. SAWDA BINT ZAM’A:

Suami pertama Sawda ialah Al Sakran Ibn Omro Ibn Abed Shamz, yang meninggal beberapa hari sesudah kembali dari Ethiophia. Umur Sawda Bint Zam’a sudah 65 tahun, tua, miskin dan tidak ada yang mengurusinya. Inilah sebabnya kenapa Nabi SAW menikahinya.

3. AISHA SIDDIQA:

Seorang perempuan berjulukan Kholeah Bint Hakeem menyarankan biar Nabi SAW mengawini Aisha, putri dari Aby Bakrs, dengan tujuan biar mendekatkan kekerabatan dengan keluarga Aby Bakr. Waktu itu Aishah sudah bertunangan dengan Jober Ibn Al Moteam Ibn Oday, yang pada ketika itu ialah seorang Non-Muslim. Orang-orang di Makkah tidaklah keberatan dengan perkawinan Aishah, lantaran walaupun masih muda, tapi sudah cukup cukup umur untuk mengerti ihwal tanggung jawab didalam sebuah perkawinan. Nabi Muhammad SAW bertunangan dulu selama 2 tahun dengan Aishah sebelum lalu mengawininya. Dan bapaknya Aishah, Abu Bakr pun lalu menjadi khalifah pertama sesudah Nabi SAW meninggal.

4. HAFSAH BINT UMAR:

Hafsah ialah putri dari Umar, khalifah ke dua. Pada mulanya, Umar meminta Usman mengawini anaknya, Hafsah. Tapi Usman menolak lantaran istrinya gres saja meninggal dan dia belum mau kawin lagi. Umar pun pergi menemui Abu Bakar yang juga menolak untuk mengawini Hafsah. Akhirnya Umar pun mengadu kepada nabi bahwa Usman dan Abu Bakar tidak mau menikahi anaknya. Nabi SAW pun berkata pada Umar bahwa anaknya akan menikah demikian juga Usman akan kawin lagi. Akhirnya, Usman mengawini putri Nabi SAW yiatu Umi Kaltsum, dan Hafsah sendiri kawin dengan Nabi SAW. Hal ini menciptakan Usman dan Umar gembira.

5. ZAINAB BINT KHUZAYMA:

Suaminya meninggal pada perang UHUD, meninggalkan dia yang miskin dengan beberapa orang anak. Dia sudah renta ketika nabi SAW mengawininya. Dia meninggal 3 bulan sesudah perkawinan yaitu pada tahun 625 A.D.

6. SALAMA BINT UMAYYA:

Suaminya, Abud Allah Abud Al Assad Ibn Al Mogherab, meninggal dunia, sehingga meninggalkan dia dan anak-anaknya dalam keadaan miskin. Dia ketika itu berumur 65 tahun. Abu Bakar dan beberapa sahabat lainnya meminta dia mengawini nya, tapi lantaran sangat cintanya dia pada suaminya, dia menolak. Baru sesudah Nabi Muhammad SAW mengawininya dan merawat anak-anaknya, dia bersedia.

7. ZAYNAB BINT JAHSH:

Zaynab ialah putri Bibinya Nabi Muhammad SAW, Umamah binti Abdul Muthalib. Pada awalnya Nabi Muhammad SAW sudah mengatur biar Zaynab mengawini Zayed Ibn Hereathah Al Kalby. Tapi perkawinan ini kandas ndak lama, dan Nabi mendapatkan wahyu bahwa kalau mereka bercerai nabi mesti mengawini Zaynab (surat 33:37).

8. JUAYRIYA BINT AL-HARITH:

Suami pertama Juayriya ialah Masafeah Ibn Safuan. Nabi Muhammad SAW menghendaki biar kelompok dari Juayreah (Bani Al Mostalaq) masuk Islam. Juayreah menjadi tahanan ketika Islam menang pada perang Al-Mustalaq (Battle of Al-Mustalaq). Bapak Juayreyah tiba pada Nabi SAW dan menawarkan uang sebagai penebus anaknya, Juayreyah. Nabi SAW pun meminta sang Bapak biar membiarkan Juayreayah untuk memilih. Ketika diberi hak untuk memilih, Juayreyah menyatakan ingin masuk islam dan menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW ialah utusan Allah yang terakhir. Akhirnya Nabi pun mengawininya, dan Bani Almustalaq pun masuk islam.

9. SAFIYYA BINT HUYAYY:

Safiyya ialah dari kelompok Jahudi Bani Nadir. Dia sudah menikah dua kali sebelumnya, dan lalu menikahi Nabi SAW. Cerita nya cukup menarik, mungkin Insya Allah disampaikan terpisah.

10. UMMU HABIBA BINT SUFYAN:

Suami pertama Ummu Habiba ialah Aubed Allah Jahish. Dia ialah anak dari Bibi Rasulullah SAW. Aubed Allah meninggak di Ethiopia. Raja Ethiopia pun mengatur perkawinan dengan Nabi SAW. Dia bahwasanya menikah dengan nabi SAW pada 1 AH, tapi gres pada 7 A.H pindah dan tinggal bersama Nabi SAW di Madina, ketika nabi 60 tahun dan dia 35 tahun.

11. MAYMUNA BINT AL-HARITH:

Maymuna masih berumur 36 tahun ketika menikah dengan Nabi Muhammad SAW yang sudah 60 tahun. Suami pertamanya ialah Abu Rahma Ibn Abed Alzey. Ketika Nabi SAW membuka Makkah di tahun 630 A.D, dia tiba menemui Nabi SAW, masuk Islam dan meminta biar Rasullullah mengawininya. Akibatnya, banyaklah orang Makkah merasa terdorong untuk merima Islam dan nabi SAW.

12. MARIA AL-QABTIYYA:

Maria Al-Qabtiyya awalnya ialah orang yang membantu menangani permasalahan dirumah Rasullullah yang dikirim oleh Raja Mesir. Dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim balasannya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun sesudah menikah, Nabi SAW meninggal dunia, dan Maria (thx buat Joan) balasannya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H. Waktu itu, Umar bin Khatab yang menjadi Iman sholat Jenazahnya, dan lalu dimakamkan di Al-Baqi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel